Jumat, 07 Januari 2011

Warung Bambu Sadar Lingkungan


Warung makan khas Bali yang namanya Warung Beten Gatep atau lebih dikenal dengan Wrung Wisnu, yang terletak di kawasan Kerobokan. “Beten Gatep” itu artinya “di bawah pohon Gatep atau Lontar.
Bentuk bangunan yang menyerupai gedung opera di Sidney. Namun warnanya tidak putih, tidak juga dikelilingi laut. Bangunannya juga tak sekokoh itu, tapi terlihat mirip
Warung makan yang menarik bukan cuma dari bentuknya, tapi dari material dan strukturnya. Berdiri di atas empat fondasi yang melingkar. Strukturnya berupa susunan bambu, yang berdiri di atas fondasi dan melebar di bagian atasnya. Untuk satu bagiannya dibuat seperti layar sebuah perahu atau kapal laut. Lantas ujung atasnya digabungkan dengan bagian atas “layar” satu lagi. Satu bagian sisi “layar” itu kemudian digabungkan dengan sisi “layar” yang lain, tapi bukan dengan “layar” yang bagian atasnya tadi sudah tergabung. Karena titik-titik fondasi-fondasi itu melingkar, jadilah bentuk “W” itu. Untuk cahaya di bagian dalam, salah satu atap dibuat lebih rendah dan tidak digabungkan, sehingga ada celah untuk masuknya matahari.
Susunan bambu itu lantas ditutup atap dari rumpun daun Buyuk. Mirip alang-alang, tapi daunnya lebih lebar. Lantainya dari pelur semen dengan hiasan cetakan daun teratai. Aksen daun teratai besar-kecil itu menambah daya tarik lantai. Lantai bertinggi sekitar 15cm dari hamparan rumput itu dikelilingi oleh taburan batu koral kehijauan selebar 30cm.
Penataan beberapa meja dengan empat –enam kursi kayu dibuat melingkar, mengikuti “bangunannya”. Di ujung dalam terdapat meja saji, dengan anglo-anglo yang berisi masakan khas Bali. Bagusnya, makanan itu dibuat dengan bahan organik. Sayurannya diambil dari tanaman organik, yang ditanam di areal warung –di bagian belakang ada kebun organik.
Untuk era “go green” sekarang ini, bangunan seperti ini layak disimak. Bambu; kita memang kaya dengan material yang mudah tumbuh ini. Soal daya tahan, tak kalah lama, bahkan bisa sampai 20 tahun. Tampilannya artistik, apalagi dengan desain yang kreatif. Seperti warung ini.
Sumber:
http://www.ideaonline.co.id/iDEA/Blog/Arsitektur/Warung-Bambu-Sadar-Lingkungan

Cara-cara pengawetan bahan pengikat

a.     Semen Portland ( SP )
Cara penyimpanan, yaitu harus disimpan di tempat yang kering, tidak langsung di atas tanah yang lembab, di atas lantai diberi lapisan papan kayu agar tidak lembab, harus dalam ruangan yang beratap baik dan tidak bocor. Semen bersifat cepat menarik air ( higroskopik ), dan bila semen telah menjadi basah dan kemudian mengeras, maka semen itu tidak dapat dipergunakan lagi.

b.     Kapur bangunan
Cara penyimpanannya, yaitu kapur yang telah dibakar atau kapur hidup, setelah di keluarkan dari dalam kapur pembakaran tidak lekas disiram, maka batu kapur itu harus disimpan dalam kamar atau ruangan yang tidak dapat kemasukan air dan lembab. Di atas lantai diberi lapidan papan kayu atau anyaman bambu untuk dapat disimpan agak lama, maka batu kapur itu harus dikerjakan diatas lantai papan diberi lapisan tepung kapur mati, setebal 15-20 cm, di atasnya lagi ditumpukkan batu-batu kapur  hidup yang belum disiram, dan seluruhnya ditutup dengan kapur mati. Sehingga terisi celah-celah diantara batu-batu kapur yang ditumpuk. Jadi kapur mayi merupakan pembungkus yang dapat menahan masuknya udara yang mengandung uap air.

c.      Gips
Cara penyimpanannya adalah harus pada tempat-tempat yang keringa serta tertutup rapat dari udara.

d.     Pozolan
Cara penyimpannnya adalah harus pada tempat yang kering dan tidak lembab serta tidak mudah terkena air.

PENGERTIAN BATA

Pemisahan ruangan satu dengan yang lain dilakukan dengan pemasangan tembok atau dinding. Dinding untuk bangunan gedung itu terdiri dari susunan batu bata ( bata merah ), yang terbuat dari tanah liat/lempung yang berasal dari tanah sawah yang subur. Proses pembuatannya mulai dari penggalian tanah, pencampurannya dengan air atau bahan lain jika perlu, dan pemberian bentuknya diperoleh dengan menggunakan cetakan-cetakan dari kayu yang telah mempunyai ukuran tertentu. Pengerjaannya dilakukan dengan tangan, selanjutnya dibakar dengan suhu cukup tinggi sampai matang.
            Jadi bata atau bata merah adalah bata buatan yang berasal dari tanah liat yang dalam keadaan lekat dicetak, dijemur beberapa hari sesuai dengan aturan lalu dibakar sampai matang, sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air.

SYARAT-SYARAT BATA
1.     Semua bidang-bidang sisi harus datar
2.     Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan menyiku
3.     Tidak menunjukkan gejalaretak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan
4.     Warna pada penampang patahan merata
5.     Bila diketok suaranya nyaring
6.     Panjang bata = 2 lebar + siar ( 1 cm )
7.     Penyimpangan ukuran untuk panjang maksimum 3%, lebar maksimum 4%, dan tebal maksimum 5%
8.     Kuat desak bata yang banyak terdapat dalam perdagangan di Indonesia, dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
a.     Mutu tingkat I : kuat desaknya rata-rata lebih besar dari 100 kg/cm2
b.     Mutu tingkat II : kuat desaknya rata-rata 100-80 kg/cm2
c.      Mutu tingkat III : kuat desaknya rata-rata  80-60 kg/cm2

Sifat-sifat keawetan kayu

Pengawetan suatu jenis kayu dimaksudkan meningkatkan daya ilmiah dari kayu tersebut terhadap serangan-serangan organisme, seperti cendawan dan jenis serangga. Keawetan semacam ini disebut keawetan ilmiah.
Tujuan dari pengawetan :
1.       Kayu yang semula tidak  awet dapat menjadi awt
2.       Jenis kayu yang kurang awet dapat menggantikan kayu yang awet
3.       Dapat menghemat pembiayaan pembangunan

Sifat-sifat bahan pengawet :
1.       Beracun terhadap cendawan dan serangga, tetapi  pemakaiannya tidak berbahaya bagi manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan
2.       Permanen, tak luntur kena air, tidak menguap kena panas
3.       Tidak bereaksi terhadap bahan
4.       Mudah tembus terbakar dan cepat kering dan mudah diletakkan pada kayu

Pembagian keawetan kayu ditetapkan oleh LPHH (Lembaga Penelitian Hasil Hutan )
Kelas I :
Jika kayu yang dipakai selalu berhubungan dengan tanah basah, daya tahan kayu minimum 8 tahun. Terbuka terhadap angin dan iklim tetapi dilindungi terhadap permukaan air dan kelemasan tahannya paling sedikit 20 tahun, kayu tersebut jarang dimakan rayap.

Kelas II :
Selalu berhubungan dengan tanah lembab paling sedikit 3 tahun, terbuka terhadap angin dan iklim tetapi dilindungi terhadap pemasukan air dan kelemasan paling sedikit 15 tahun.

Kelas awet III :
BEerhubungan dengan tanah lembab paling sedikit 3 tahun. Terbuka terhadap angin dan iklim tetapi dilindungi oleh pemasukan air dan kelemasan paling sedikit 10 tahun.

Kelas awet IV :
Selalu berhubungan dengan tanah lembab, kayu ini lekas lapuk terbuka terhadap angin ,dan iklim tetapi dilindungi oleh permukaan air dan kelemasan hanya bertahan beberapa tahun saja, tetapi kalau dipelihara dengan baik sekurang-kurangnya 10 tahun.

Kelas awet V :
Kumpulan jenis-jenis kayu yang lekas sekali lapuk atau rusak karena serangan bubuk maupun rayap.

Bahan-bahan pengawet
1.       Bahan pengawet alam :
a)      Air (termasuk air sungai )
b)      Udara ( tidak lembab )
c)       Panas ( sinar matahari, pengasapan )
2.       Bahan pengawet buatan :
a)      Berupa garam-garam, seperti garam, tembaga, flurida, borium, wollman, chroom, arsin, seng, dan sebagainya.
b)      Berupa minyak, creosoot, carbilineum

Kamis, 06 Januari 2011

VENTILASI SILANG itu SEHAT


ventilasi silang1
Bila memasuki rumah dan terasa “homy”, “adem” dan merasa tentram, hal ini berkaitan erat dengan adanya penghawaan yang telah diatur dengan baik, dengan adanya Ventilasi Silang ( Bukaan yang  tidak di satu sisi namun adanya 2 bukaan yang terletak di sisi bidang yang berlawanan).
Adanya bukaan di mana-mana (ventilasi silang) akan memungkinkan udara yang terus berganti, dan sinar matahari bisa bebas masuk ke dalam ruangan, yang sangat menyehatkan. Setiap ruangan dalam suatu rumah sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga maksimal bukaannya.
Contohnya :
1.      Ruang keluarga, semua sisinya dibuat terbuka. Pada satu sisi dibuat bukaan lebar yang berhubungan langsung dengan ruang tamu, sisi yang satunya lagi menghadap ke taman samping, dan satu lagi dibuat pintu dan jendela menuju dengan teras dan taman belakang.
2.      Bila ruang tidur menghadap taman, maksimalkan bukaan yang kea rah taman, bisa juga bukaan ruang tidur utama dibuat setinggi pintu, sehingga memberi kesan teras, taman dan ruang tidur menyatu.
http://gambar-rumah-idaman.com/wp-content/uploads/2010/04/crossvent2.jpg
ventilasi silang2
Kesimpulan : dengan adanya bukaan (jendela atau pintu) yang terletak tidak di satu sisi, tetapi dibuat pada sisi yang berlawanan, bisa menyehatkan para penghuninya, karena udara selalu bertukar, dan sinar matahari bisa menerobos masuk ke dalam ruangan, menjadikannya tidak lagi pengap dan lembab.
Sumber:
http://gambar-rumah-idaman.com

TIPS MENDESAIN RUANG RUMAH TINGGAL YANG SEMPIT


Rumah dengan halaman yang luas, tata ruang lengkap dan besar mungkin tidak lagi cocok pada saat ini, apalagi bagi masyarakat menengah ke bawah di kota besar. Harga tanah yang tinggi, bahan bangunan,perabot dan biaya perawatan serta intensitas penggunaan yang tidak memadai menyebabkan seseorang kemudian mengambil keputusan untuk membeli rumah yang lebih praktis. Rumah kecil pada lahan terbatas dengan tata ruang minimal yang masih dapat diterima untuk hidup nyaman.
Dikota kota besar, rumah bukan lagi sebagai pusat kehidupan, namun lebih merupakan tempat untuk pulang dan beristirahat setelah bekerja atau sekolah. Tuntutan kualitas berupa kenyamanan menjadi lebih tinggi dan kegiatan rekreasi dalam rumah menjadi lebih berkembang.
Semakin tinggi kemampuan perekonomian keluarga, tuntutan penyediaan ruang untuk menampung masing- masing kegiatan secara khusus menyebabkan luasan rumah menjadi berkembang, namun disisi lain pertimbangan efisiensi dan keterbatasan ruang memaksa penghuni untuk mancari solusi tata ruang yang simple namun dapat menampung bermacam macam kegiatan yang berlangsung di rumah dengan kualitas yang tetap terjaga.
Gambar dibawah merupakan tugas seorang Gambar-Rumah-Idaman.com memberikan solusi desain rumah yang sempit menjadi berkesan lebih luas.
Solusi yang paling mudah dilakukan untuk memberi kesan luas dan lega adalah :
-          Memasang cermin di salah satu dinding di dalam satu ruangan
-          Membeli perabot yang tidak banyak detail, sehingga ukurannya juga tidak sebesar yang banyak detail yang “menggemukkan”.
-          Ornamen dinding seperti wall paper dan hiasan dinding dipasang dengan motif  horisontal.
-          Jumlah perabot se-minimal, se-efisien dan se-efektif mungkin.
Sumber:
http://gambar-rumah-idaman.com

MERANCANG RUANG TIDUR

Ruang tidur merupakan suatu ruangan yang bisa dikatakan paling privat di antara seluruh ruangan dalam suatu rumah, yang mewadahi segala kegiatan kita, mulai dari beristirahat, membaca, menonton tv, belajar sampai bekerja.
Jadi selayaknya kamar mendapatkan sentuhan yang “benar” dalam perancangannnya. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan merancang ruang tidur :.
  1. GAYA yang diingini oleh pemakainya : klasik, minimalis, country  ataukah apa. Ini sebaiknya serasi dengan gaya desain keseluruhan rumah. Gaya desain ini berkaitan dengan pewarnaan ruangan itu, memakai warna yang dominant monokromatik untuk minimalis, warna dominan putih dan emas untuk gaya klasik yang mewah, warna coklat dan domonasi kayu untuk gaya country, dll. Warna ruangan ini didapatkan dari warna dinding / plafon, sedangkan warna dinding/plafon ini didapatkan dari wallpaper/cat, disesuaikan dengan gaya ruangan.
  2. PENCAHAYAAN /PENGHAWAAN : Sebaiknya menggunakan pencahayaan alami dari jendela (bukaan) yang berhubungan langsung dengan luar, sehingga memungkinkan udara segar dan cahaya matahari bebas masuk di pagi hari. Sedangkan untuk pencahayaan buatan (lampu),, sebaiknya ada 1 lampu sebagai penerangan ruangan secara keseluruhan, lampu utama ini tidak difungsikan pada saat tidur. Pada saat tidur menggunakan lampu tidur, yang posisinya di sisi belakang posisi kepala waktu tidur, lebih baik lagi menggunakan dimmer (pengatur gelap-terang cahaya lampu).
  3. PERABOT / FURNITUR : Perabot ini berkaitan erat dengan aktivitas sehari-hari kita, dan siapa yang menggunakan ruang tidur itu. Misalkan begini : untuk pemilihan tempat tidur / ranjang, kita membutuhkan ranjang ukuran dobel (untuk 2 orang), bila ruang tidur kita berukuran terbatas, sebaiknya memilih ranjang dobel yang berukuran 160X200, bukan memilih yang 200X200. Selisih 40cm, tapi itu sangat berarti bagi ruangan yang terbatas, tanpa mengurangi fungsi perabot tersebut.
  4. RUANG GERAK : Area untuk sirkulasi / ruang gerak tidak bisa tidak diabaikan, misalkan : perletakan suatu lemari di salah satu sisi dinding kamar, perhatikan juga area untuk buka pintu lemari. Ada suatu cara sederhana untuk menge”pas”kan perabot dan ruang gerak dengan membuat potongan-potongan kertas sesuai skalanya, misalnya potongan kertas 1.6cm X 2cm untuk tempat tidur ukuran 160cm X 200cm. Sebelum pindah-pindah perabot, pindahin dulu kertas-kertas itu ditempat yang pas, nah setelah itu baru mindahin perabot yang beneran.
  5. ELEKTRIKAL: Terutama stop kontak dan saklar rancanglah untuk dipasang ditempat yang aman dan rapi, terutama bila ada pengguna anak-anak. Aman disini diartikan aman dari jangkauan anak-anak, umumnya dengan tinggi sekitar 140cm di atas lantai. Rapi disini diartikan tidak ada kabel yang bersliweran karena pemasangan stop kontak yang tidak pada tempat yang tepat. Perancangan pemasangan elektrikal ini sejalan dengan penempatan perabot-perabot di ruangan tersebut, tidak dirancang sendiri-sendiri.

Sumber:
http://gambar-rumah-idaman.com